Pakaian merupakan nikmat agung yang Allah
anugerahkan kepada hamba-hamba-Nya, supaya mereka menutup aurat dengannya.
Kemudian, Allah menambahkan kenikmatan tersebut dengan menganugerahkan ‘riyaasy’ (pakaian indah) sebagai
perhiasan. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kalian
pakaian untuk menutupi aurat kalian dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan
pakaian takwa itulah yang lebih baik. Hal itu semua merupakan ayat-ayat Allah,
supaya mereka berdzikir mengingat-Ku.” (QS. al-A’raf : 26).
Ada pun adab-adab yang berkaitan dengan
pakaian, diantaranya:
1. Wajib menutup aurat
Menutup aurat
merupakan adab mulia yang diperintahkan dalam agama islam. Bahkan, seseorang dilarang
melihat aurat orang lain, karena hal tersebut dapat menimbulkan kerusakan,
dimana syariat menutup semua celah terjadinya kerusakan. Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
“Janganlah seorang laki-laki melihat aurat
laki-laki lainnya. ….” (HR. Muslim, 338)
Jumhur ulama
mengatakan bahwa aurat laki-laki ialah dari lutut hingga pusar.
So, usahakan
fashion yang kamu pilih benar-benar menutup aurat.
2. Mengenakan pakaian sederhana
Buat kamu para
ikhwan, dalam memilih style tidak harus mewah dan mahal. Jadi, bila kamu sudah
punya koleksi pakaian yang cukup tinggal padupadankan saja. Tidak perlu
mencolok untuk mendapatkan fashion kamu, cukup sesuaikan dengan keadaan dan
senyaman dirimu.
Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa meninggalkan suatu pakaian dengan
niat tawadhu’ karena Allah, sementara ia sanggup mengenakannya, maka Allah akan
memanggilnya pada hari kiamat di hadapan seluruh makhluk, lantas ia
diperintahkan untuk memilih perhiasan iman mana saja yang ingin ia pakai.”
(HR. Ahmad, dan Tirmidzi, lihatSilsilatul
Ahaadist ash-Shahiihah :
718)
3. Memulai dari sebelah kanan
Saat hendak memakai
pakaian pun, usahakan dahulukan yang kanan. Agar kita juga dapat anugrah
keindahan yang Allah berikan. Tidak hanya pakaian, tapi segala sesuatu hendak
kita kenakan dalam semua urusan hendaknya mendahulukan yang kanan
Imam an-Nawawi rahimahullah mengatakan, “Kaidah dalam syariat
bahwasanya disunnahkan memulai dengan kanan dalam semua urusan yang berkaitan
dengan kemuliaan dan keindahan. ” (Syarh
Muslim : 1/3/160)
4. Memakai pakaian putih
Pakaian berwarna
putih lebih baik dari pakaian berwarna lain, walaupun itu tidak
terlarang. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pakailah pakaian berwarna putih, karena pakaian berwana putih lebih
suci dan lebih baik. Kafankanlah jenazah kalian dengan kain putih”
(HR. Ahmad, an-Nasaa’i, dan selain keduanya, lihatShahiihul Jaami’ : 1235)
Eits.. jangan sedih
ya.. bukan berarti setiap hari kamu harus berpakaian putih.. bika kamu menghendaki
warna lain, usahakan tepat pemilihan warnanya. Jangan terlalu mencolok.
5. Tidak mengenakan pakaian syurah (sensasional)
Dikatakan pakaian syuhrah karena pakaian
tersebut membuat pemakainya menjadi pusat perhatian, baik karena jenis pakaian
tersebut sangat mewah, atau sangat berbeda dengan kebanyakan orang, atau
pakaian tersebut sudah sangat lusuh dan compang-camping, atau pakaian tertentu
yang dipakai agar menjadi terkenal.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa memakai pakaian syuhrah, maka Allah akan memakaikan pakaian
yang serupa pada hari kiamat nanti. Kemudian, dalam pakaian tersebut akan
dinyalakan api Neraka.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, lihat Shahiihul
Jaami’ : 6526)
Ingat ya, saat kita memilih fashion dari suatu Negara, bukan
berarti semuannya kita terima. Namun harus kita sesuaikan dengan kondisi dan
keadaan ruang lingkup tempat tinggal kita. Lihat koleksi fashion disini bisa jadi pilihanmu.
6.
Tidak memanjangka pakaian
hingga melewati mata kaki (isbal)
Hadis yang melarang isbal (bagi laki-laki) sangat banyak .
pengharaman isbal secara umum bagi laki merupakan perkara yang disepakati oleh
para ulama.
- Sabda Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam, “Kain sarung yang terjulur di bawah mata kaki
tempatnya ialah di neraka.” (HR. Bukhari : 5787)
- Beliau juga bersabda,
“Tiga macam orang yang pada hari kiamat nanti Allah tidak akan mengajak
bicara, tidak melihat mereka, tidak menyucikan mereka, dan bagi mereka
adzab yang pedih.” Kemudian beliau melanjutkan, “(Yaitu) musbil (orang
yang isbal), mannaan (orang yang mengungkit-ungkit pemberian), dan orang
yang melariskan barang dagangannya dengan sumpah palsu.” (HR. Abu
Dawud, dan dishahihkan oleh al-Albaaniy)
Rasulullahshallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hati-hatilah kamu dari isbal, karena sesungguhnya isbal merupakan
kesombongan.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud, lihatShahiih Abi Dawud : 3442)
Walaupun tidak disertai rasa kesombongn, isbal
juga tetap haram, karena isbal itu sendiri merupakan kesombongan.
a. Tepat di tengah betis. ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu berkata, “Sarung Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam ialah sampai di tengah betis beliaushallallaahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Tirmidzi). Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhumaberkata, “Sarung seorang mukmin ialah sampai di tengah betis.” (HR. Muslim)
- Sedikit di atas
tengah betis. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sarung seorang mukmin ialah sampai sedikit di atas tengah betis,
kemudian sampai tengah betis, kemudian sampai dua mata kaki. Maka
barangsiapa di bawah kedua mata kaki, maka dia di Neraka.” (HR. Ahmad
dan Abu ‘Awwaanah)
7. Tidak memakai emas dan pakaian sutra
Dalam berpenampilan para kaum laki-laki juga perlu memperhatikan
bahan pakaian yang digunakan. Hindari pakaian dengan bahan sutra. Selain kain
sutra, agama juga melarang kaum pria untuk memakai perhiasan emas.
Dari Ali ra berkata: “Saya melihat Nabi
Muhammad saw memegang kain sutera di tangan kanannya, dan memegang emas di
tangan kirinya kemudian beliau bersabda, “Sesungguhnya dua benda ini haram bagi
umatku yang laki-laki.” (HR. Abu Daud)
Dari Hudzaifah ra berkata: “Nabi
Muhammad saw telah melarang kami untuk minum dan makan dengan bejana emas dan
perak, serta melarang pula untuk memakai kain sutera baik yang tipis maupun
yang tebal dan melarang pula untuk duduk di atasnya.” (HR. Bukhari)
Dari Umar bin Khattab ra berkata: “Saya
mendengar Nabi Muhammad saw bersabda, “Sesungguhnya orang yang memakai kain sutera
adalah orang yang tidak akan mendapat bahagian nanti (di akhirat).” (HR.
Bukhari Muslim)
8. Tidak menyerupai pakaian orang kafir
Diantara sikap yang seharusnya dimiliki seorang muslim ialah
berusaha menyelisihi setiap urusan orang-orang Yahudi, Nashrani, dan
orang-orang Musyrik. Penyelisihan ini mencakup juga penyelisihan dalam hal
berpakaian.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.”
(HR. Abu Dawud, Syakh al-Albani mengatakan, “hasan shahiih”)
9.
Tidak menyerupai wanita
Disadari atau tidak, perkara ini telah tersebar di zaman
sekarang ini. Kita banyak mendapatkan sebagian pemuda yang menyerupai kaum
wanita dalam berpakaian, berhias, dan memilih warna. Padahal, perkara itu
merupakan perkara yang dilaknat oleh Allah Ta’ala. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah melaknat wanita yang menyerupai
laki-laki, dan laki-laki yang menyerupai wanita.” (HR. Bukhari 5885)
Beliau juga bersabda, “Allah melaknat laki-laki yang memakai
pakaian wanita, dan wanita yang memakai pakaian laki-laki.” (HR. Abu Dawud
dan Hakim, lihat Shahiihul Jaami’ : 5095).
Adab berpakaian ini mungkin terdengarnya
sepele, namun hal ini sering terlupakan oleh para pria. Apalagi zaman semakin
maju dan berkembang, mode fashion tidak hanya untuk kaum wanita, sekarang ini
banyak sekali kaum pria yang sangat memperhatikan style pakaiannya. Oleh karena itu, para ikhwan yang ingin tampil modis
boleh-boleh saja, memakai pakaian apa saja yang disukainya. Selama itu masih
sesuai dengan norma dan syariah agama islam.
Klik disini untuk lihat gaya fashion yang sesuai dengan gaya mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar